Kisah Seorang Yahudi yang Merindukan Rasulullah SAW (Bagian 1)


Hari sabtu adalah hari besar dimana para pengikut ajaran Nabi Musa AS (pada masa Nabi SAW dikenal sebagai kaum Yahudi) dilarang melakukan aktivitas apapun kecuali untuk beribadah, berdzikir atau mempelajari kitab Taurat.

Suatu ketika, seorang lelaki Yahudi yang tinggal di Syam mengisi hari sabatnya untuk mempelajari kita Taurat. Ia menemukan dalam Taurat tersebut ayat-ayat yang menyebutkan tentang sifat dan keadaan Nabi Muhammad SAW, nabi yang diramalkan akan turun sebagai penutup para Mabi, sebanyak empat halaman. Ia segera merobek empat halaman Taurat tersebut dan membakarnya.
Saat itu memang Nabi SAW telah diutus dan telah tinggal di Madinah. Sementara itu, beberapa orang pemuka dan pendeta Yahudi melakukan "indoktrinasi" kepada jamaahnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendusta. Jika ditemukan sifat dan cerita tentang dirinya dalam Taurat, mereka harus memotong atau merobek dan membakarnya karena itu merupakan ayat-ayat tambahan dalam Taurat yang tidak benar. Lelaki Yahudi dari Syam tersebut adalah salah satu anggota jamaah dari sekte ini.

Pada hari sabtu berikutnya, ia juga mengisi harinya dengan melakukan kajian terhadap Taurat, dan ia menemukan delapan halaman yang menyebutkan tentang keadaan dan sifat-sifat Nabi SAW. Seperti kejadian sebelumnya, ia merobek delapan halaman tersebut dan membakarnya.

Pada hari sabtu berikutnya lagi, ia masih melakukan kajian terhadap Taurat, dan kali ini ia menemukan hal yang sama, bahkan ditambah dengan cerita beberapa sahabat di sekitar beliau, dan menemukannya dalam 12 halaman. Kali ini ia tidak langsung merobeknya, tetapi ia berpikir dan berkata dalam hatinya, "Jia aku selalu merobek bagian seperti ini, bisa-bisa Taurat ini seluruhnya akan menyebutkan tentang sifat-sifat dan keadaan Muhammad!!!"

Tentunya kita tidak tahu pasti, apakah memang kandungan Taurat seperti itu? Atau memang Allah SWT telah menggiring lelaki Yahudi tersebut menuju hidayah-Nya, sehingga setiap kali dirobek/dipotong, akan muncul lagi secara ajaib pada halaman lainnya, lebih banyak dan lebih lengkap tentang keadaan Nabi Muhammad SAW.

Tetapi, tiga kali pengalaman kajiannya tersebut telah memunculkan rasa penasaran dan keingintahuannya yang besar kepada Nabi SAW. Bahkan dengan tiga kali kajian tersebut, seakan-akan sifat-sifat dan keadaan beliau telah lekat di kepalanya, dan seperti mengenal beliau sangat akrab.
Ia datang kepada kawan-kawan Yahudinya dan berkata, "Siapakah Muhammad ini?"

"Ia seorang pembohong besar (yang tinggal di Madinah)," Ujar salah seorang temannya, "Lebih baik engkau tidak melihatnya, dan dia tidak perlu melihat engkau!"

Tetapi lelaki Yahudi yang telah 'melihat' dengan "ilmul yaqin" tentang keadaan Nabi SAW ini, tampaknya tidak mudah begitu saja dipengaruhi teman-temannya. Seakan ada kerinduan menggumpal kepada sosok Muhammad yang belum pernah dikenal dan ditemuinya itu. Kerinduan yang memunculkan kegelisahan, yang tidak akab bisa hilang kecuali bertemu langsung dengan sosok imajinasi dalam pikirannya tersebut. Ia berkata dengan yegas, "Demi kebenaran Taurat Musa, janganlah kalian menghalangi aku untuk menemui Muhammad!"

Dengan tekad begitu kuatnya, teman-temannya teiak mampu lagi menghalangi langkahnya untuk bertemu dengan Nabi SAW di Madinah. Lelaki Yahudi ini mempersiapkan kendaraan dan perbekalannya dan langsung memacunya mengarungi padang pasir tanpa menunda-nundanya lagi. Beberapa hari berjalan, siang dan malam dilewati, hingga akhirnya ia memasuki kota Madinah....



Comments