Kisah Seorang Yahudi yang Merindukan Rasulullah SAW (Bagian 2)
Orang pertama
yang bertemu dengannya adalah seorang sahabat bernama Salman al-Farisi.
Karena Salman berwajah tampan, dan mirip gambaran yang diperolehnya
dalam Taurat, ia pun berkata, “apakah engkau Muhammad?”
Salman tidak segera
menjawab, bahkan segera saja ia menangis setelah mendapat pertanyaan
tersebut, sehingga membuat lelaki Yahudi ini terheran-heran. Kemudian
Salman berkata, “Saya adalah pesuruhnya!". Memang, hari itu telah tiga
hari Nabi SAW wafat dan jenazah beliau baru dimakamkan kemarin malamnya,
sehingga pertanyaan seperti itu mengingatkannya kepada beliau dan
membuat Salman menangis.
Kemudia lelaki Yahudi itu berkata, “Dimanakah Muhammad?”
Salman berpikir cepat,
kalau ia berkata jujur bahwa Nabi SAW telah wafat, mungkin lelaki ini
akan pulang, tetapi kalau ia berkata masih hidup, maka ia berbohong.
Salman pun berkata, “marilah aku antar engkau kepada sahabat-sahabat
beliau!”
Salman membawa lelaki
Yahudi tersebut ke masjid, di sana para sahabat tengah berkumpul dalam
keadaan sedih. Ketika tiba di pintu masjid, lelaki Yahudi ini berseru
agak keras, “Assalamu'alaika, ya Muhammad!”
Ia mengira Nabi SAW ada
di antara kumpulan para sahabat tersebut, tetapi sekali lagi ia melihat
reaksi yang mengherankan. Beberapa orang pecah tangisnya, beberapa
lainnya makin sesenggukan dan kesedihan makin meliputi wajah-wajah
mereka.
Salah seorang sahabat
berkata, “wahai orang asing, siapakah engkau ini? Sungguh enkau telah
memperbaharui luka hati kami! Apakah kamu belum tahu bahwa beliau telah
wafat tiga hari yang lalu?”
Seketika lelaki Yahudi
tersebut berteriak penuh kesedihan, “betapa sedih hariku, betapa sia-sia
perjalananku! Aduhai, andai saja ibuku tidak pernah melahirkan aku,
andai saja aku tidak pernah membaca Taurat dan mengkajinya, andai saja
dalam membaca dan mengkaji Taurat aku tidak pernah menemukan ayat-ayat
yang menyebutkan sifat-sifat dan keadaanya, andai saja aku bertemu
dengannya setelah aku menemukan ayat-ayat Taurat tersebut.... Tentu
tidak akan sesedih ini keadaanku!”
Lelaki Yahudi tersebut
menangis tersedu-sedu, tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Seakan
teringat sesuatu, tiba-tiba ia berkata, “apakah Ali berada di sini,
sehingga ia bisa menyebutkan sifat-sifatnya kepadaku!”
“Ada,” kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat kepada lelaki Yahudi tersebut.
“Aku menemukan namamu dalam kitab Taurat bersama Muhammad. Tolong engkau ceritakan padaku ciri-ciri beliau!”
Comments
Post a Comment
Komen aja, saya gak gigit kok :3