Hari Raya & Senyuman Anak Yatim
Assalamu'alaikum minna-san~ Konnichiwa~
Udah lama nggak update kisah-kisah islami nih, hampir setahun kayaknya, karena terakhir kali update kisah islami tanggal 12 Agustus 2020. Masa-masa baru jadi maba wkwkwk. Kali ini aku bakal bawa cerita tentang Hari Raya & Senyuman Anak Yatim yang mana cerita ini kusadur dari berbagai sumber seperti buletin, buku maupun website/blog yang ada di internet saat ini. Kisah ini juga kutulis di dalam kumpulan cerita islami di wattpad-ku, sampai saat ini sudah ada 50 kisah di dalamnya. Kalau kalian berminat membaca lebih banyak dari yang ada di blog kalian bisa saja langsung tancap gas ke wattpad-ku sesuai dengan link yang ada di samping ini (link). Gak perlu berlama-lama lagi ini dia kisahnya ^^
Di suatu hari raya Rasulullah SAW berjalan keluar rumah untuk melaksanakan sholat Idul Fitri, pada hari itu anak-anak kecil bersukacita tengah bermain riang dan bercanda di hari yang fitrah. Namun, dari kejauhan nampak seorang anak kecil tengah duduk jauh dari anak-anak yang bermain. Dengan pakaian yang sederhana dan wajah yang nampak murung, ia menangis.
Melihat hal tersebut, Rasulullah SAW segera menghampiri anak tersebut. "Hey Nak, mengapa engkau menangis? Kau tidak ikut bermain bersama mereka?" Rasullah bertanya.
Anak itu tidak menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya sekarang Rasulullah SAW pun menjawab, "Ayahku telah wafat, Paman. Beliau mengikuti Rasulullah SAW menghadapi musuh di medan pertempuran. Ia gugur dalam medan perang tersebut."
"Ibuku menikah lagi. Ia mengambil warisanku. Sedangkan suaminya yang baru mengusirku. Kini aku tak memiliki apa pun. Makanan, minuman, pakaian dan tempat berlindung. Namun, hari ini aku melihat teman sebayaku merayakan hari rayanya bersama dengan ayah mereka. Dan perasaan sedih akan nasib tanpa ayah ini yang membuatku menangis."
Mendengar penuturan kisah dari anak tersebut membuat Rasulullah SAW terenyuh. Ternyata ada anak yatim dari sahabat yang telah gugur membela agama Allah bernasib malang seperti ini. Rasulullah segera menguasai diri, beliau yang sedari tadi duduk berhadapan dengan anak ini pun segera menggenggam lengannya. " Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau sudi jika aku menjadi ayahmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali menjadi pamanmu dan Hasan, Husein, Fatimah menjadi saudara-saudari bagi dirimu?" tanya Rasulullah.
Mendengar tawaran itu, anak itu seketika mengetahui bahwa orang yang ada di hadapannya sekarang adalah Rasulullah SAW. "Kenapa aku tak sudi, ya Rasulullah?" jawab anak itu sembari tersenyum
Rasulullah pun kemudian membawa anak angkatnya tersebut ke rumah. Di sana anak ini diberikan pakaian terbaik. Ia dipersilahkan makan hingga kenyang, ia juga diberikan wangi-wangian oleh Aisyah. "Sekarang bermainlah, Nak. Jika kau sudah puas, kembalilah pulang." kata Aisyah.
Dengan hati riang gembira, anak itu berlari untuk bergabung dengan teman-temannya. Temannya bertanya, "Bukankah sebelum ini kau menangis? Tetapi mengapa sekarang kau tampak sangat bahagia?"
Anak itu menceritakan apa yang barusan dia alami, teman-temannya kagum dengan kisah disampaikan anak tersebut. "Kau sungguh beruntung sekali ya~" kata salah satu temannya. Anak itu tersenyum dan bersyukur akan yang telah dialaminya hari ini.
Syahid mohon maaf bila ada salah kata, akhirul kalam wassalamu'alaikum ^^.
aku sepertinya udah pernah denger cerita ini mas dulu waktu kecil, dulu aku masih sering ngaji di mesjid, jadi lumayan banyak cerita seperti ini yang aku dapet :D
ReplyDeleteWaaaah anak mesjid nih bang Khanif. Bagus-bagus
Deleteya Alloh trenyuh banget jika ada kejadian demikian ya Hid, alhamdulilah anak tersebut akhirnya bisa tersenyum kembali karena malah dijadikan anggota keluarga oleh Rasulullah....sejatinya barangsiapa yang memuliakan anak yatim maka ganjaran besar akan ada padanya ya..adem baca post mu kali ini...hehe
ReplyDeleteUdah lama nggak nulis yang adem-adem, terakhir kali tahun lalu. Mungkin karena perihal covid yang makin parah tiap hari jadi lupa buat nulis catatan tentang islam.
DeleteMasya allah, semoga kita bisa meneladani kepribdian rasulullah seperti kisah diatas
ReplyDeleteAamiin
Delete