Review Summer Ghost: 40 Menit Yang Berharga
Assalamu'alaikum minna-san, konnichiwa~ akhirnya aku bisa kembali ke blog ini setelah sekian lamanya hahaha. Sepertinya aku kesering menulis di Medium sampai melupakan tempat yang menjadi rumahku selama delapan tahun terakhir ini. Ehem, maafkan aku malah jadi sedikit melankolis, tapi jujur setelah delapan tahun kehidupan ini kujalani bersama blog ini, banyak hal yang terjadi, banyak hal yang datang dan pergi dan siapa yang menyangka semua ini berawal dari sebuah ajakan iseng untuk membuat blog. Kurasa blog ini sudah menuntunku ke banyak hal yang mungkin tidak akan pernah di alami orang lain, aku bertemu banyak orang, aku berpisah dengan banyak orang, aku merenungi banyak orang dan merindukan banyak orang. So, bagi kalian yang sudah membaca blog ini sedari lama ataupun baru berkunjung ke blog ini, aku ucapkan selamat datang dan semoga kalian diberkahi kesehatan selalu, aamiin.
[Spoiler Alert: Ulasan ini mengandung sedikit spoiler, kalau kalian dari sekte anti spoiler. Silahkan tinggalkan blog ini, tonton animenya, balik lagi dan kasih pendapat kalian yah tentang anime ini, diskusi bareng kita cuy]
Baiklah, kembali ke topik utama, kali ini aku ingin mengulas sebuah anime yang bisa dibilang banyak merubah diriku, bahkan membuat diriku yang agak melankolis ini semakin melankolis dan menghargai betapa berharganya waktu. Summer Ghost, sebuah film anime pendek yang disutradai Loundraw, sebelum aku menjelaskan anime ini seperti ini anime seperti apa, alangkah baiknya mari kita berkenalan dulu ya kan? Bukankah tak kenal maka tak sayang (aasiikk wkwkwk).
Source from My Anime List |
Judul Anime: Summer Ghost
Tipe Anime: Film (Movie)
Tayang: 12 November 2021
Anime Musim: Fall
Episode: 1
Jam Tayang: -
Produser: Avex Pictures, Flagship Line
Studio: Flat Studio
Source: Mixed media
Genre: Drama, Supernatural
Rating: PG-13
Durasi: 39 Menit
Rating Anilist: 78% / 100% (per tanggal 7 November)
Rating My Anime List : 7.90 / 10.0 (per tanggal 7 November)
Sinopsis: Tomoya, Aoi, dan Ryou adalah siswa SMA yang pertama kali bertemu secara online. Ada sebuah legenda urban tentang "hantu musim panas," sosok arwah seorang gadis yang muncul saat kembang api dinyalakan.
Yah, singkatnya pemuda/i ini punya masalahnya masing-masing yang membuat mereka punya keingin yang menjurus ke sana, sehingga mereka pun mencoba memanggil hantu (orang yang sudah mati) untuk menemukan jawaban atas masalah yang menimpa mereka. Premis yang simpel, namun tidak sesimpel itu, film anime ini bisa dibilang memiliki tema yang cukup berat untuk film yang berdurasi hanya 40 menit. Mungkin, tidak semua kalangan dapat menonton anime ini, tapi kurasa ini cocok banget buat kalian yang masih remaja (atau merasa remaja?). Karena anime ini aku yakin akan sedikit membuka pandangan baru untuk kalian.
Cerita: 8.5/10
Anime membawakan sebuah tema yang jarang dibawakan oleh anime-anime pada umumnya, yaitu tentang remaja, kecemasan dan kematian. Keberanian film anime ini membawakan topik berat ini sangat layak untuk diapresiasi, apalagi mengingat anime ini hanya berdurasi 40 menit. Ketika aku menonton film anime ini untuk pertama kalinya, aku tidak menyangka akan terbawa arus ceritanya sampai-sampai aku menitikkan air mata. Karena pada awalnya aku mengira film ini akan lebih mengeksplorasi genre supernatural atau romansa, ternyata alih-alih fokus di genre yang aku sebutkan, ternyata anime punya satu genre yang sepatutnya disematkan di laman My Anime List sana, genre angst.
This scene is very beautiful and romantic at the same time. If anyone knows what artwork is displayed in this scene, please answer me in the comments. |
Anime ini pertama kali kutemukan kalau tidak salah ingat karena sebuah unggahan gambar dari seorang pengguna Facebook. Waktu itu aku mengira film ini akan mengusung kisah romansa antara manusia dengan hantu musim panas (Summer Ghost) yang diceritakan merupakan seorang hantu yang mati tidak tenang. Tapi dengan cepat pikiranku berubah ketika mereka berinteraksi dengan sang hantu, mereka mengutarakan isi hati mereka dan dapat diketahui kalau ketiga tokoh sentral dalam ini sama-sama memiliki tendensi untuk menggapai kematian.
Alur yang disajikan dalam anime ini bersifat linear, maju terus (dengan sedikit kilas balik) mengulik kisah di balik kenapa Tomoya, Aoi dan Ryou memiliki keinginan untuk mati dan juga tentu kenapa sang Summer Ghost, Ayane-san 'hidup' sebagai arwah yang bergentayang di sebuah bandara tak terpakai setiap musim panasnya. Alurnya pun langsung to the point, tidak ada dialog yang percuma ataupun bertele-tele. Tapi justru ini juga menjadi pedang bermata dua, karena menurutku pacing dari anime jadi terasa agak begitu cepat, namun juga kurasa hal ini bukanlah masalah yang besar mengingat ada faktor durasi yang memaksa cerita harus lebih padat dari film anime kebanyakan seperti Boku Ai/Kimi Ai atau Suzume no Tojimari. Dengan durasi yang sebentar ini juga lumayan enak buatku yang energi nonton animenya sudah jauh menurut dibandingkan sewaktu Menengah Atas dahulu (yap, admin Sya sudah mulai tua cuy wkwkwk).
Ayane Satou, hantu indah, cantik dan manis, tiga kriteria sempurna, langsung mau aku lamar :v |
Grafis dan Animasi: 8.2/10
Dari segi grafis, sepertinya kita tidak perlu lagi meragukan kualitas dari loundraw yang menangani film anime ini bersama dengan anggota Studio Flat lainnya. Walaupun dirinya dan Flat Studio masih terbilang seumur jagung, tapi ketika kalian melihat portofolio dia, kurasa sudah lebih dari cukup untuk membungkam keraguan kalian bagi yang ingin menonton anime ini. Malahan aku sangat merekomendasikan kalian untuk menonton anime ini kalau kalian adalah penikmat grafis, karena anime ini menawarkan grafis anime yang berbeda dari kebanyakan anime, sentuhan khas loundraw sangat terasa di anime ini yang menurutku pribadi sangat eye-catching dan nyaman untuk dinikmati oleh mata. Pewarnaan pastelnya di anime ini pula yang membuatku tertarik untuk menontonnya, karena secara pribadi aku memang suka dengan gambar yang memakai warna pastel atau bertipe minimalis.
Untuk animasinya pun juga sudah lumayan nyaman untuk dinikmati, walaupun di beberapa adegan terasa masih kasar dan kaku, tapi aku rasa kita bisa memakluminya karena pada masa anime dibikin Flat Studio masih muda dan (mungkin) anime ini adalah proyek pertama mereka dalam film anime yang berdurasi panjang (CMIIW).
Karakter: 8.5/10
Suka! Aku suka setiap karakter dalam anime ini. Sedikit mencurahkan hati, jujur saja aku sudah lelah dengan karakter anime belakangan (terlebih untuk genre isekai) yang dibuat terlalu sempurna (tanpa adanya kekurangan) sampai-sampai kayaknya mustahil ada di dunia nyata. Aku lelah setiap musimnya kita disuguhkan dengan karakter yang seperti itu, sampai-sampai aku minatku untuk menonton anime lambat laun semakin berkurang. Faktor usia, kesibukan dan juga pergeseran selera mungkin juga menjadi salah satu faktor aku mulai kurang berminat menonton anime dan agak pilih-pilih. Kembali ke laptop, nah! Ketika aku pertama kali menonton anime ini dua tahun lalu, aku merasa happy saja, akhirnya ada anime yang bisa membangkitkan gairahku lagi (yah ini ulasan ketunda dua tahun lamanya hahahahahahaha).
Aku mencintai setiap karakter yang memiliki kekurangan, karena pada kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna. Dan justru yang menyempurnakan sebuah karakter adalah ketidaksempurnaannya itu. Karenanya aku yakin banget, kalau kalian nanti menonton anime ini, beberapa atau mungkin sebagian dari kalian akan relate dengan salah satu dari tokoh sentral di anime ini, pengecualian untuk Ayane-san karena dia hantu dan sudah pernah merasakan mati, kita belum.
Tomoya Sugisaki, dia merupakan seorang remaja yang memiliki bakat di bidang seni. Namun, keinginan dia menjadi seniman terhambat karena orang tuanya yang mengingkannya melanjutkan studi |
Aoi Harukawa, yang paling muda di antara ketiga tokoh sentral, dia merupakan korban bullying di sekolahnya |
Ryou Kobayasahi, seorang siswa berbakat dalam bermain basket. Namun, harus dihantam realita kalau dia menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan. |
Seperti yang kalian baca sendiri di atas, yah kurasa aku tidak perlu menjelaskannya kenapa tokoh di anime ini akan terasa relate dengan kalian. Aku pikir penulis cerita anime ini memang ingin menyasar pasar kaum remaja seperti kita, plus tahu sendirikan kasus bunuh diri di Jepang sana sudah menjadi masalah yang umum. Kurasa mereka membuat anime ini untuk aku dan kalian mendapatkan sedikit dorongan untuk menghadapi masalah yang dimiliki.
Ada banyak adegan yang aku suka di anime ini, salah satunya ketika Tomoya dan Ayane berbincang satu sama lain di tempat biasanya Ayane muncul.
"Kalau begitu apa yang kamu inginkan?"
"Aku tidak tahu. Karena itu aku ingin mengetahuinya. Kalau aku menjadi hantu, apakah masalah dan penderitaanku akan menghilang? Kalau aku mengetahuinya, mungkin ada sesuatu yang berubah."
Adegan ini menjadi spesial menurutku, karena di sini menunjukkan sebuah kegelisahan seorang remaja dalam menyelesaikan masalah dalam hidup. Biasanya kalau di kita, kita mengenalnya dengan istilah overthinking. Adegan yang ketidaktahuan, kelelahan, rasa tidak terima dan butuhnya bimbingan dari orang yang lebih dewasa dalam menghadapi masalah dan realita kehidupan menurutku membuat anime ini sukses dalam hal karakterisasi.
Suara: 9.0/10
Adegan ini bener-bener salah satu adegan masterclass parah, terasa kontras antara Tomoya (kehidupan) dan Ayane (kematian) |
“What?! 9.0? Seriusan tuh bang?”. Seriusan lah wkwk, (untuk pembaca lama) bukankah sudah jadi hal lumrah aku kalau mengulas kadang ngasih nilai terlalu tinggi hahahaha. Tapi aku berani jamin untuk musik latarnya bener-bener top tier semua, bahkan sampai sekarang pun aku masih sering menyetelnya di platform musik seperti Spotify ataupun Youtube Music. Alasannya karena memang sebagus itu dan sering berhasil membangkitkan jiwa melankolisku untuk bersedih dan menuliskan kata-kata hahaha. Setiap kali aku mendengar musik latarnya, adegan di dalam anime ini sering terlintas di kepalaku. Karenanya semakin bertambahlah rasa sakitnya (galmup + butuh rasa emosi sedih ketika menulis). Ayo kalian, cepetan nonton gih, dan jadilah sepertiku, penikmat musik dari Akira Kosemura.
Untuk para pengisi suara dalam anime ini menurutku sudah lebih dari cukup menjalankan tugasnya. Walaupun aku merasa agak gimana gitu di adegan dan juga pengisi suara Ayane yang agak aneh di telinga. Yah soal ini, soal selera hahahaha, anggap saja telingaku agak aneh juga karena suka merasa aneh dengan sesuatu yang mungkin tidak terdengar aneh.
Ayane-san karya Tomoya |
Aku sangat merekomendasikan kalian untuk menonton anime ini, dengan harapan kalian bisa belajar dan merasa lebih baikan (terdorong dan termotivasi) setelah menonton anime ini. Secara keseluruhan anime ini aku beri rating 8.55 dari 10, kalau di My Anime List juga kukasih di angka 8 dari 10. Sebelum kututup, aku mengucapkan terima kasih banyak bagi kalian yang sudah membaca blog aneh ini baik kalian yang sudah sedari dahulu membaca, pernah singgah ataupun yang baru membaca kala ini. Karena tanpa kalian aku bukanlah siapa-siapa, kalau kalian punya kritik dan saran untuk blog ini ataupun tulisan ini dan yang lainnya, silahkan saja sampaikan di kolom komen, walaupun tidak sesering dahulu aku membuka blogger, tapi insyaallah kebaca kalau aku buka. Akhirul kata, wassalamu'alaikum dan sayonara~
Khusus kali ini tidak ditutup dengan Mr. Bean dahulu~ |
Akhirnya tau judul nya dlu prnh nntn tp LP judul
ReplyDeleteLet's go! gas nonton bang Anonymous!
Delete