Review The Horizon: Mencari Makna Hidup Di Dunia Pasca-Apokaliptik

Thumbnail editing by Sya-chan

Assalamu'alaikum yeoleobun~ anyeonghaseyo~. Masyaallah blog ini update lagi cuy, jadi makin rajin update karena lagi ngejar duit adsense biar bisa cairkah? wkwkwkwk. Yah, begitulah terkadang manusia akan mengupayakan segalanya demi mempertahankan eksistensi mereka. Ngomong-ngomong soal eksistensi, pas banget nih kali ini kita bakal membahas salah satu manhwa underrated, aku yakin tidak semua orang tahu dan membaca manhwa ini.

Source from My Anime List

Judul: The Horizon / 수평선
Pengarang: Jeong, Ji-Hoon
SenimanJeong, Ji-Hoon
Penerbit: Comica, Naver Webtoon
Status: Tamat
Jumlah Chapter: 21
Terbit: 30 Maret 2016 - 21 Juli 2016
Genre: Adventure, Drama
TemaPsychological

Sinopsis

The Horizon, menceritakan seorang anak laki-laki yang terpaksa hidup di dunia yang tengah di landa perang. Ia terpaksa melanjutkan hidup dan terus berjalan di jalanan yang sepi selepas kematian ibunya. Sepanjang perjalanan, ia menyaksikan tank militer, mayat, dan kota kesayangannya menjadi reruntuhan. Dengan mata berkabut karena kesedihan, dia mendorong dirinya untuk terus bergerak maju.

Suatu pagi, dia bertemu dengan seorang gadis di bus yang ditinggalkan tempat dia tidur bermalam. Beberapa saat setelah pertemuan mereka, area tersebut berubah menjadi medan perang dan keduanya melarikan diri ke sebuah jalur (jalan) yang telah lama ditinggalkan. Kedua anak yang tak mengenal satu sama lain itu pun akhirnya memutuskan untuk berjalan bersama hingga ke ujung jalan, sehingga memulai sebuah persahabatan yang akan menyalakan harapan baru di dalam hati mereka yang telah layu.

Ulasan

“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan” ― Sutan Sjahrir 

Baiklah, pertama-tama aku akan coba mengulas manhwa ini dari segi cerita. Cerita yang dibawakan oleh manhwa ini agak gelap, di chapter-chapter awal kita disuguhkan oleh pengarang keadaan kota yang hancur, mayat-mayat yang terhitung jumlahnya dan sang tokoh utama, anak laki-laki yang sedang mencari ibunya selepas huru-hara yang terjadi hingga dia menemukan jasad ibunya yang wajahnya telah hancur akibat kekacauan dari perang tersebut. Aku sangat suka dengan manhwa ini karena fokus ceritanya yang mengambil sudut pandang seorang anak kecil yang bisa dibilang tidak dapat melakukan apa-apa tanpa bantuan orang dewasa dan hal itu dipertegas oleh sang pengarang melalui narasi-narasi bermuatan kelam dan mempertanyakan eksistensi diri di dunia yang sudah hancur.

Story and Art by Jeong, Ji-Hoon

Manhwa ini pun juga sarat akan plot twist di setiap chapter-nya, bahkan aku sempat murung karena pelintiran alur yang disajikan oleh pengarang benar-benar unexpected untukku, rasanya tuh kayak, "ah t*i lah, kok bisa sampai kayak gini, si anak bakal gila lagi dong?!". Cerita ini juga di dukung dengan visual yang sederhana namun benar-benar memukau. Sang pengarang sekaligus seniman dalam manhwa ini menurutku benar-benar sukses menggambarkan isi hati karakter dan suasana putus asa dan mencekam pada manhwa The Horizon. Bahkan beliau mungkin bisa dibilang sukses menghadirkan suasana harap dalam sebuah cerita yang bertema gelap dan psikologis. Membaca The Horizon mengingatkanku dengan satu manhwa yang juga dari penerbit dan genre/tema yang sama yaitu Naver Webtoon yang berjudul Distant Sky.

Seperti yang pernah kutuliskan juga di salah satu tulisanku di platform Medium. Manhwa ini juga membuatku sedikit bertanya-tanya apa yang akan kulakukan jikalau suatu hari nanti aku dihadapkan dengan keadaan yang dialami anak laki-laki tersebut. Walaupun sebenarnya aku pun akhirnya menyadari bahwa aku sekarang bukanlah seperti anak kecil pada manhwa The Horizon, tetapi saja sebagai seorang makhluk sosial, kesendirian dan perasaan takut saat ditinggalkan adalah hal yang lumrah untuk ditakuti setiap insan yang bernyawa. Mungkin salah satu cara untuk terus hidup dan bertahan (waras) di kondisi tersebut adalah dengan terus berharap. Keyakinan bahwa sesuatu yang indah akan hadir di tengah gelapnya dunia mungkin bisa menjadi pemicu untuk kita untuk terus bertarung dan berjalan seperti yang anak laki-laki lakukan di saat dia ditinggalkan dan kembali lagi ditinggalkan.

Story and Art by Jeong, Ji-Hoon

Aku juga sangat menyukai setiap tokoh yang hadir di manhwa ini, mereka mempunyai ciri khas dan keunikannya masing-masing, terlebih khusus soal prinsip hidup dan moralitas mereka di tengah kacaunya tatanan dunia. Mungkin bisa kalian bayangkan sahaja, misal suatu hari nanti (semoga saja tidak pernah terjadi) negara tatanan negara Indonesia hancur, aku sangat meyakini akan terjadi kerusuhan di mana-mana, semua orang akan hanya mementingkan hidup mereka sendiri atau kelompoknya tanpa peduli dengan orang lain atau kelompok lain. Apapun mungkin akan dilakukan dan ditabrak tanpa mengindahkan hukum yang sebelumnya sudah ada, para aparat hukum mungkin akan membabibuta karena tidak ada aturan yang mengatur hukum. Satu-satunya yang mungkin bisa menjadi pegangan manusia di saat seperti hanyalah prinsip hidup, moral atau mungkin agama bagi mereka yang masih memegang teguh.

Setiap tokoh di manhwa ini memiliki prinsip hidup dan moralitasnya masing-masing, yang tidak bisa dibilang benar ataupun salah, karena semua yang mereka lakukan itu murni karena keadaan yang memaksa. Dari sini aku pun juga akhirnya sedikit belajar betapa pentingnya sebuah aturan atau hukum yang berlaku di masyarakat. Pada kenyataannya akhirnya aku menyadari bahwa manusia pada akhirnya tak ayal layaknya seekor binatang seandainya mereka tak diberkahi logika akal, perasaan dan aturan (moral dan agama). Sudah menjadi sifat naluriah manusia untuk saling bertarung dan menjatuhkan demi kepentingan diri sendiri tanpa memedulikan yang lainnya.

Story and Art by Jeong, Ji-Hoon

Jika kalian bertanya apakah manhwa ini recommended untuk dibaca, maka jawabanku sudah jelas adalah IYA! Kalian sangat kusarankan membaca manhwa ini dan rasakanlah sensasinya, walaupun hanya 21 chapter, tapi manhwa ini mungkin bisa saja mengubah cara pandang atau prinsip hidup kalian selama ini. Baiklah, kurasa cukup sampai di sini dahulu ulasan manhwa kali ini, aku mohon doanya semoga blog ini bisa menjadi manfaat untuk kalian dan untuk diriku juga (dalam bentuk adsense) hingga ajal menjemput, aamiin. Aku mohon maaf jikalau aku ada salah kata, akhirul kata, wassalamu'alaikum dan ddo bwepkesseumnida

I'm so happy too :'

Comments