Ini Pun Akan Berlalu

Tulisan ini kubuat sebagai perangkat pengingat untuk diri ini jikalau di kemudian hari aku kembali lagi ke tulisan ini sebagai sesuatu yang mungkin bukan diriku di saat ini. Tulisan ini juga bersifat sebagai penguat untuk diriku dan tekadku pada hari ini, esok hari, lusa nanti atau suatu waktu nanti jikalau aku kembali dalam kondisi yang tersakiti.

Di dini hari yang dingin, aku barusan saja menemukan sebuah kalimat singkat yang membuat keyakinanku semakin jatuh sedalam-dalamnya untuk berserah diri mengenai segala hal yang berlalu-lalang dalam hidupku kepasa Yang Maha Kuasa (yang tentu terus dibarengi dengan usaha dan tekad yang sama kuatnya).

Ini Pun Akan Berlalu. Satu kalimat singkat yang berhasil menguatkan serta menyadarkan diri yang lemah ini kalau pada akhirnya seluruh hal yang terjadi, bergejolak dan menerpa di hidupku yang singkat ini, segala hal yang kuusahakan, kuupayakan, dan kupertahankan, semuanya akan pergi berlalu laiknya segenggam debu yang dihembuskan oleh sang angin. Semuanya, tak berkecuali. Kehidupan, kematian, kebijaksanaan, ketenaran, pengaruh, harta dan tahta, semuanya akan lenyap bersisa ditelan sang waktu. Entah itu satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, satu windu, satu abad atau satu milenium lamanya setelah aku pergi.

Walaupun tulisan ini terkesan bernada skeptis. Namun, karena kalimat singkat tadi aku merasa dapat mengikhlaskan segala hal yang sudah pergi atau hilang dari diriku. Karena pada akhirnya semuanya akan kembali kepada Yang Maha Satu. Walaupun begitu, aku akan tetap berusaha sebaik mungkin jika suatu hari nanti aku pergi, namaku bisa dikenang dengan kata kebaikan bersanding di sana. Aku ingin meninggalkan jejak kecil di dunia yang fana, kalau aku pernah hidup dan memberikan makna dan arti bagi orang lain walau hanya sekecil biji zarah.

Catatan: tulisan ini terbit pertama kali di platform Medium saya.